7 Kekalahan Paling Memalukan Pep Guardiola di Manchester City

Selama dilatih Josep Guardiola, Manchester City adalah tim yang dianggap sulit dikalahkan. Ibarat petinju, ia adalah Floyd Mayweather. Seumpama pasukan khusus, Manchester City adalah Navy Seal dari Amerika Serikat. Namun, betapapun kuatnya Manchester City, kekalahan suatu saat pasti akan menghampiri. Tak terkecuali kekalahan yang memalukan.

Sebelum ditukangi Guardiola, City memang sering mengalami kekalahan memalukan. Takluk dari Chelsea 6-0 di musim 2007/08 dan dihajar delapan gol oleh klub seperti Middlesbrough di musim yang sama, misalnya. Nah, saat ditukangi Guardiola, Manchester City juga pernah kalah dengan cara yang memalukan. Siapa masih ingat?

Manchester City 1-3 Chelsea (2016)

Saat pertama kali menginjakkan kaki ke Etihad, Guardiola harus menata ulang Manchester City. Dan saat proses itu, Guardiola pernah dikalahkan Chelsea 3-1 pada 3 Desember 2016. Kekalahan atas tim yang di akhir musim menjuarai Liga Inggris itu sejatinya bukan masalah besar.

Namun, di laga tersebut permainan City sangat kacau. Unggul lebih dulu lewat gol bunuh diri Gary Cahill di babak pertama, Manchester City punya kesempatan untuk menggulingkan Chelsea yang saat itu memimpin klasemen. The Citizens juga berpeluang memutus rekor tujuh kemenangan beruntun The Blues.

Sayangnya, kejadiannya justru antiklimaks. Di babak kedua, pasukan Guardiola tak berdaya sama sekali. Meski sanggup menguasai bola, namun pertahanan Manchester City kacau. John Stones tak piawai dalam areanya sendiri. Nicolas Otamendi tak solid di lini belakang. Kekacauan itu jadi makanan empuk pasukan Antonio Conte. 

Diego Costa, Willian, dan Eden Hazard memberondong gol ke gawang The Citizens. Tak mampu membalikkan keadaan, Sergio Aguero malah terlibat perselisihan dengan David Luiz yang membuatnya diganjar kartu merah di ujung laga. Fernandinho yang di pertandingan itu mencekik leher Fabregas juga diganjar kartu merah.

Manchester City 0-4 Everton (2017)

Kekalahan memalukan City berikutnya masih terjadi di musim 2016/17, tapi kali ini di paruh kedua. Pada 15 Januari 2017, Manchester City bertandang ke Goodison Park, markas Everton dalam misi menyalip Chelsea di puncak klasemen. Manchester City turun dengan kekuatan terbaiknya.

Guardiola menaruh Kevin de Bruyne dan Sergio Aguero berduet di lini depan. David Silva, Yaya Toure, dan Raheem Sterling dipasang di lini tengah dengan Pablo Zabaleta sebagai single pivot. Namun dengan kekuatan terbaiknya, City justru kebobolan lebih dulu lewat aksi Romelu Lukaku menit ke-34.

City blingsatan tak bisa menyamakan kedudukan. Babak pertama milik Everton. Di babak kedua, Everton justru mencuri gol tambahan lewat Kevin Mirallas. Gol itu memperlihatkan pertahanan City yang lembek. Jelang menit 80, Tom Davies yang namanya saat itu tidak dikenal, membobol gawang Claudio Bravo.

Unggul 3-0 tidak lantas membuat Everton asuhan Ronald Koeman mengendur. City permainannya makin kacau. Di ujung laga, permainan kacau City dihukum gol Ademola Lookman. Skor 4-0 berakhir. City pulang dengan menahan malu.

Manchester City 0-3 Liverpool (2018)

Salah satu laga di perempat final Liga Champions 2017/18 mempertemukan dua tim kuat dari Inggris, Manchester City dan Liverpool. Di leg pertama City bertandang ke Anfield. Stadion yang terkenal angker itu menjadi saksi salah satu kekalahan paling memalukan Guardiola selama di Manchester City.

Hati, etos kerja, dan keinginan bulat dari The Reds tak tergoyahkan. Pasukan Jurgen Klopp yang bertekad menjuarai Liga Champions musim itu mengobrak-abrik pertahanan The Citizens. Hanya dalam waktu 31 menit, Liverpool berhasil menyarangkan tiga gol ke gawang Ederson Moraes.

Mohamed Salah, Alex Oxlade-Chamberlain, dan Sadio Mane bergiliran mencetak gol. Keputusan Guardiola memainkan Aymeric Laporte sejak babak pertama terbukti tidak tepat. Sang pemain tampil lawak di laga itu. Sayangnya, setelah sampai final justru Karius yang lawak.

Manchester City 2-3 Manchester United (2018)

Tiga hari setelah kekalahan Liverpool itu, Manchester City kembali menelan kekalahan memalukan. Guardiola memang berhasil mengantarkan City juara di Liga Inggris musim 2017/18, tetapi ia mungkin tidak akan lupa saat menghadapi Manchester United pada 7 April 2018.

Di laga itu, Guardiola bertemu musuh lamanya, Jose Mourinho. Jika City menang di laga itu, malam itu juga mereka akan berpesta di Etihad. The Sky Blue bermain meyakinkan di laga tersebut. Dua gol, masing-masing dari Vincent Kompany dan Ilkay Gundogan sudah bersarang ke gawang De Gea dalam waktu 30 menit.

Babak pertama City di atas angin karena unggul dua gol. Namun Mourinho punya senjata rahasia dalam diri Paul Pogba. Delapan menit babak kedua baru berjalan, Pogba mencetak gol. Dua menit berselang Pogba menggandakan golnya dan bikin MU menyamakan kedudukan.

Pada menit ke-69 giliran Chris Smalling yang memperdaya Ederson Moraes. Hanya dalam 16 menit, MU bisa mencetak gol dan membalikan keunggulan. Setelah unggul, Mourinho tahu apa yang harus dilakukan. Hasil 3-2 untuk keunggulan United berakhir hingga laga bubar.

Manchester City 0-1 Tottenham Hotspur (2019)

Musim 2018/19, Guardiola berambisi meraih treble di Manchester City. Syaratnya gelar Liga Champions harus ia menangkan di musim itu. City melaju hingga perempat final. Di sana kembali bertemu tim Inggris, tapi kali ini adalah Tottenham Hotspur.

Seharusnya tidak sulit mengalahkan Spurs asuhan Pochettino. Tapi City mesti bertamu dulu di leg pertama. Dan The Lilywhites terkenal garang saat bermain di kandang. Sesuatu yang tampaknya mudah justru sulit. Apalagi Sergio Aguero kembali gagal mengeksekusi penalti menit ke-13.

https://www.youtube.com/watch?v=aEELSlgERpE

Guardiola pun khawatir. Dan kita semua tahu seperti apa Pep kalau sudah cemas. Alhasil malah Tottenham yang bisa mencetak gol lewat aksi Son Heung-Min. City gagal menang. Sayangnya lagi, kemenangan ini justru memotivasi Spurs di leg kedua.

Meski tampil di bawah pendukung Manchester City, Spurs bisa mencetak tiga gol. Walaupun kalah 3-4 di Etihad, Spurs berhak lolos karena aturan gol tandang. Treble yang diinginkan Pep tentu saja gagal. Kendati di musim itu, empat trofi domestik berhasil diraih The Citizens.

Manchester City 2-3 Norwich City (2019)

Dalam perburuan gelar Liga Inggris musim 2019/20, Manchester City harus bersaing dengan Liverpool. Guardiola tak boleh lengah karena jika tidak, gelar bisa jatuh ke tangan Jurgen Klopp. Manchester City pun tampil hati-hati di setiap laga. Namun, terlalu waswas dan takut kalah justru menjadi bumerang bagi pasukan Guardiola.

Alih-alih chill aja melakoni setiap laga, Manchester City malah tertekan. Puncaknya, mereka justru menderita kekalahan tak terduga melawan Norwich City. Ya, Norwich bukan Manchester United. Jadi ceritanya pada 14 September 2019, Manchester City melawat ke Carrow Road, markasnya Norwich.

Manchester City bermain agresif di laga itu. Terbukti dengan penguasaan bola dan jumlah tembakan yang lebih banyak dari Norwich. Tapi gawang Ederson justru kebobolan lebih dulu melalui sundulan Kenny McLean menit ke-18. The Canaries sukses menggandakan keunggulan 10 menit berselang, kali ini lewat Todd Cantwell.

City memang memperkecil skor di menit ke-45 lewat Sergio Aguero. Tapi pertahanan City yang kocar-kacir dengan Stones dan Otamendi yang tampil buruk, membuat Norwich bisa menambah keunggulan.

Temmu Pukki yang berhasil lolos dari jebakan offside mencetak gol ketiga untuk The Canaries. Norwich sudah mengunci kemenangan, jadi gol Rodrigo di jelang menit 90 hanya memperkecil kekalahan City menjadi 3-2.

Wolverhampton 3-2 Manchester City (2019)

Kekalahan paling memalukan yang terakhir ketika menghadapi Wolverhampton Wanderers di Liga Inggris musim 2018/19. Bermain di Molineux, markasnya Wolves, City unggul lebih dulu dalam 50 menit lewat dua gol Sterling. Keunggulan itu sangat berharga karena di menit ke-12, City sudah kehilangan Ederson yang dikartu merah akibat menjatuhkan Diogo Jota.

Sayangnya, pasukan Guardiola justru membuang keunggulan itu. Adama Traore yang sedang dalam performa terbaiknya, memperkecil defisit gol lima menit usai gol Sterling kedua. Sepuluh menit terakhir menjadi waktu yang menentukan. Tapi di situasi ini pasukan Nuno Espirito Santo yang justru mengambil kendali.

Adama yang menggila memberi asis ke Raul Jimenez untuk menyamakan skor. Guardiola lalu menurunkan ekspektasinya. Mungkin baginya tak masalah kalau malam itu hanya satu poin yang didapat. Namun, Matt Doherty berpikiran lain. Ia justru nyekor di ujung laga untuk membuat City tersungkur diterkam serigala. Gagal menang di laga itu, City pun makin sulit mengejar Liverpool.

Nah, dari kekalahan paling memalukan tadi, menurut kalian mana nih kekalahan Pep Guardiola di Manchester City yang paling memalukan?

Sumber: 90Min, BBC, SkySports, ManUTD, Mirror, DailyMail, InterestingFootball

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Proudly powered by WordPress | Theme: Code Blog by Crimson Themes.