Allianz Arena Jadi Kuburan MU Lagi?

Sabtu malam kemarin menjadi malam yang panjang untuk penggemar Manchester United. Klub kesayangan mereka baru saja dikalahkan Brighton and Hove Albion dengan skor telak 3-1. Kekalahan itu bertambah menyedihkan karena terjadi di Old Trafford.

Kekalahan itu juga pukulan telak bagi Erik ten Hag dan Manchester United, sekaligus modal yang buruk untuk melakoni laga berikutnya. Padahal tengah pekan ini Manchester United sudah ditunggu Bayern Munchen di Liga Champions. Salah satu klub yang sangat sulit dikalahkan Manchester United.

Head to Head

Manchester United yang berada di Grup A di laga pertama sudah harus bertandang ke Jerman. Mengunjungi Allianz Arena bagi Manchester United seperti melawat ke pemakaman mereka sendiri.

Setan Merah tak pernah sekali pun memetik kemenangan di markasnya Bayern Munchen. Tidak peduli ketika ditukangi Sir Alex Ferguson atau bukan. Dari lima kali lawatannya ke markas Die Roten, Setan Merah kalah dalam tiga pertandingan dan dua sisanya berakhir seri.

Bayern Munchen memang sangat sulit dikalahkan oleh Manchester United. The Red Devils bahkan baru menang dua kali atas The Bavarians di Liga Champions. Salah satu kemenangan United tercipta di final Liga Champions 1999, di mana Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer jadi penentu kemenangan MU.

Terakhir kali MU menang adalah 13 tahun yang lalu. Kedua tim bertemu di Old Trafford di leg kedua perempat final Liga Champions musim 2009/10. Saat itu Manchester United menaklukkan Bayern Munchen 3-2. Kemenangan yang sia-sia karena di leg pertama Die Roten sudah menang 2-1 dan berhak lolos ke semifinal berkat unggul agresivitas gol tandang.

Itu adalah satu-satunya kemenangan di Old Trafford. Sebab dalam empat laga lain di markasnya, United ditahan imbang Munchen tiga kali dan bahkan kalah sekali. Kekalahan itu terjadi di perempat final Liga Champions musim 2000/01, di mana pemain Munchen, Paulo Sergio mencetak gol semata wayang.

Pertemuan Terakhir

Kedua tim akan kembali bertemu setelah sembilan tahun tidak berjumpa. Terakhir kali Manchester United bertemu Bayern Munchen adalah di perempat final leg kedua Liga Champions pada April 2014.

Dan pertandingan itu berlangsung di Allianz Arena. Setan Merah yang sudah dilatih David Moyes mesti menghadapi Bayern Munchen asuhan Josep Guardiola. Manchester United pun harus menyerah dengan skor 3-1. Sebuah kekalahan yang mengecewakan. Namun, bagi Patrice Evra yang mencetak gol, laga itu menjadi berkesan. Ia mendedikasikan gol itu untuk para korban Tragedi Busby Babes.

Setelah itu, Manchester United dan Bayern Munchen tidak lagi bertemu. Tidak di Old Trafford, tidak di Allianz, dan tidak pula di tempat netral. Karena sudah tak lama berjumpa, pertemuan nanti menjadi sangat menarik. Tapi bisa apa MU menghadapi Bayern Munchen?

MU Tampil Buruk

Pertanyaan itu jelas diniatkan untuk memberi kesan meremehkan Manchester United. Pasukan Erik ten Hag itu layak untuk dianggap sebelah mata. Sulit untuk memuji Manchester United belakangan ini. Selain beberapa pemainnya berperilaku tak pantas, permainan tim di atas lapangan juga jauh dari kata pantas.

Manchester United menyapu bersih dua laga terakhir dengan kekalahan melawan Arsenal dan Brighton. Keduanya mengalahkan MU dengan skor yang sama. Anak asuh Erik ten Hag juga baru memetik dua kemenangan saja dalam lima laga terakhir di Premier League. Dan, kamu tahu? Dua kemenangan itu didapat dari tim piyik, Wolverhampton Wanderers dan Nottingham Forest.

Dua kemenangan itu juga didapat dengan susah payah. MU hanya menang 1-0 atas Wolves. Di laga kontra Forest, MU juga cuma menang 3-2. Padahal dua laga itu digelar di Old Trafford. Semestinya agar layak disebut tim besar, MU harusnya bisa menang besar. Tapi okelah, yang penting menang.

Berkat dua kemenangan itu juga Manchester United setidaknya mengumpulkan enam poin dalam lima laga. Paling tidak sampai naskah video ini dibuat, di Liga Inggris, Manchester United nyaman bertengger di posisi delapan dari bawah.

Bayern Munchen Sedang Tampil Apik

Di lain sisi, Bayern Munchen yang akan menjadi lawannya sedang on track. Jika United sudah kalah dalam tiga laga, anak asuh Thomas Tuchel belum menelan satu pun kekalahan dalam empat laga terakhir di Bundesliga. Satu-satunya hasil “buruk” yang diterima Munchen adalah ditahan imbang Bayer Leverkusen. Sisanya disapu bersih dengan kemenangan.

Selain itu, Bayern Munchen juga produktif dalam mencetak gol. Di empat laga itu, Bayern Munchen selalu mencetak lebih dari satu gol. Bahkan mereka mencukur Werder Bremen empat gol tanpa balas. Total sudah 11 gol dilesakkan oleh Bayern Munchen.

The Bavarians juga baru kebobolan empat gol saja. Sedangkan Manchester United dengan Andre Onana yang sangat jago build-up itu sudah kebobolan 10 gol. Jumlah kebobolan yang sama dengan Luton Town di dasar klasemen. Gol yang masuk ke gawang MU jumlahnya sama dengan gol yang masuk ke gawang Union Berlin (7) ditambah gol yang masuk ke gawang Eintracht Frankfurt (3).

Kekuatan dan Kelemahan Bayern Munchen

Penampilan apik Bayern Munchen tiada lain karena peran Harry Kane. Striker yang baru didatangkan dari Tottenham Hotspur itu mulai menjadi mesin gol Die Roten. Dari empat laga di Bundesliga, Kane sudah mengemas empat gol. Meskipun jumlah gol itu masih kalah dari pemain Vfb Stuttgart, Sehrou Guirassy (8 gol), setidaknya kalau dirata-rata, Kane mencetak satu gol di setiap laga.

Kane akan menjadi ancaman buat Manchester United. Ia sendiri mengaku menantikan laga kontra MU. Sebagai pemain yang pernah diincar United, ancaman Kane itu jelas menghantui. Tapi apakah Kane saja cukup? Seorang penyerang membutuhkan penyuplai bola. Di Spurs, Kane biasa disuplai oleh Son Heung-min.

Hal yang sama masih sulit diperoleh Kane di Bayern Munchen. Sayap-sayap di Die Roten terkenal tidak efisien. Seperti di laga kontra Leverkusen kemarin. Thomas Muller, Serge Gnabry, sampai Leroy Sane masih kesulitan untuk memberi peluang pada Harry Kane. Hal itu akan bertambah parah jika lini tengah terbelenggu sebagaimana di laga kontra Leverkusen.

Di laga itu pemain seperti Joshua Kimmich bingung harus memerankan gelandang nomor “6” atau nomor “8” dalam skema Tuchel. Itu belum termasuk pertahanan yang tak jarang disorganisasi. Saat melawan Leverkusen, pertahanan Munchen tidak terorganisir dengan baik di bawah tekanan, terutama dalam situasi bola mati.

Peluang MU

Hal itulah yang mesti dimanfaatkan oleh Manchester United. Lini tengah akan menjadi faktor kunci. MU harus menguasai lini tengah untuk membatasi progresi bola Munchen. Formasi 4-4-2 diamond yang dipakai Ten Hag saat melawan Brighton bisa dicoba.

Ide formasi itu kan untuk memenuhi ruang tengah. Di mana Bruno, Rashford, dan Hojlund bisa membatasi gerak double pivot. Di laga nanti, tiga pemain itu juga bisa digunakan untuk menutup dua pivot Munchen: Goretzka dan Kimmich dalam formasi 4-2-3-1. Tapi masalahnya, formasi MU itu lemah di sisi sayap, terutama jika dua gelandang MU di belakang tiga pemain tadi lambat menutup sektor sayap.

Jika Munchen lemah dalam bertahan di situasi bola mati, MU kacau saat transisi dari menyerang ke bertahan. Lini bertahan MU acap kali disorganisasi dan itu akan menjadi makanan empuk bagi Harry Kane atau Thomas Muller. Terlebih sayap-sayap Munchen macam Gnabry, Sane, dan bahkan Davies sangat berbahaya.

Kedalaman Skuad

MU juga masih kehilangan beberapa pilarnya, seperti Raphael Varane, Luke Shaw, sampai Mason Mount yang cedera. Sofyan Amrabat yang baru saja didatangkan pun kabarnya belum fit. Tapi untungnya masih ada Rasmus Hojlund. Setidaknya Hojlund bisa dijadikan tumpuan di lini depan.

Mobilitasnya akan sangat berguna di lini depan United. Ia akan bertarung dengan Harry Kane sebagai penyerang tengah. Well, apabila United bermain seperti saat menghadapi Brighton, pertemuan di Allianz Arena nanti barangkali akan mudah saja bagi Bayern Munchen.

Meskipun kedua pelatih belum pernah bertemu, tapi Thomas Tuchel sendiri sudah paham gaya main sebagian besar pemain MU. Hal itu membuatnya bisa mengantisipasi permainan MU, apa pun taktik yang diterapkan Ten Hag. Jadi football lovers, mungkinkah Allianz Arena akan menjadi kuburan bagi MU lagi?

Sumber: ArabNews, SuperSport, Bundesliga, BFW, BFW, SportingNews, MEN, BayernStrikes

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Proudly powered by WordPress | Theme: Code Blog by Crimson Themes.