Catat Ini! Julian Alvarez Lebih dari Sekadar Serepnya Haaland

Pada babak ketiga Piala FA, Manchester City berjumpa dengan Chelsea. Ketika itu The Citizens mendapat penalti usai Kai Havertz handball di dalam kotak terlarang. Julian Alvarez ditunjuk sebagai algojo. Tahu yang akan mengambil “hanya” pemain muda, kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga mencoba mengganggu konsentrasinya.

Namun, Kepa salah besar. Meski masih muda, Alvarez bukan pemain yang mudah jatuh mentalnya. Alvarez pun tetap tenang dan tuntas melaksanakan tugasnya. Kepa gagal mengantisipasi eksekusi penalti Julian Alvarez. Sementara Alvarez membuktikan bahwa ia sangat layak untuk Manchester City.

Penampilan impresif Alvarez sekaligus menjawab keraguan yang ada padanya. Partner Lionel Messi di Timnas Argentina itu dulu dianggap hanya serepnya Haaland. Namun, kini Alvarez menjawab bahwa ia lebih dari sekadar serepnya pemain Norwegia tersebut.

Kedatangan Julian Alvarez ke City

Julian Alvarez dibawa Manchester City dari River Plate dengan harga sangat ekonomis. The Citizens hanya perlu merogoh kocek 17 juta euro atau sekitar Rp280 miliar kurs sekarang. Namun, sejatinya Alvarez tidak dibeli pada awal musim ini. Sky Blues membelinya pada Bulan Januari 2022 lalu.

Namun, saat sudah dibeli, Alvarez justru dikembalikan ke River Plate sebagai pemain pinjaman. Sebelumnya, ia dibeli karena Manchester City sedang membutuhkan striker. Setelah tak lagi diperkuat Sergio Aguero, City tak punya striker pilih tanding. Pep Guardiola pun harus mencari siasat untuk memenuhi kebutuhan striker.

Direktur Sepak bola The Citizens, Txiki Begiristain mengatakan bahwa Alvarez adalah sosok yang tepat untuk Manchester City. Dilansir Sky Sports, ia mengatakan sang pemain mempunyai potensi yang menonjol. City telah memantaunya cukup lama.

Pernah Diminati Real Madrid

Begiristain tak salah berkata demikian. Kualitas Alvarez sudah memikat bahkan sejak usianya masih sangat belia. Saat masih berusia 11 tahun, Alvarez sudah melahirkan minat dari tim raksasa seperti Real Madrid. Sejak kecil pemain yang satu ini memang sudah memantapkan diri sebagai pesepakbola.

Ia ingin menjadi seperti Lionel Messi, idolanya di Argentina. Alvarez juga menjadi penggemar River Plate dan Barcelona. Namun, minat yang datang justru dari rival Blaugrana. Tak masalah. Real Madrid juga tak kalah besar dari Barcelona.

Mantan Direktur Olahraga Real Madrid, Ramon Martinez melihat bakat Alvarez dan ingin membawanya ke Spanyol. Usianya baru 11 tahun tapi sang pemain sudah diundang ke Girona, Spanyol untuk melakoni semacam turnamen. Ia bergabung ke tim junior Real Madrid.

Tapi sayang, setahun sebelum uji coba itu, yakni pada tahun 2010, FIFA mengeluarkan aturan bahwa pemain yang usianya belum genap 16 tahun tak boleh pindah negara tanpa orang tua. Itu jelas menyulitkan Alvarez. Pindah ke Spanyol bersama keluarga di usianya yang masih 11 tahun bukan opsi tepat untuknya.

Lagi pula tidak ada jaminan ia bakal apik di tim muda Real Madrid. Alhasil Alvarez pun harus memulai karier di Argentina. Ia bergabung dengan klub CA Atalaya sebelum akhirnya merapat ke River Plate dan menapaki kariernya selangkah demi selangkah di sana.

Sempat Tak Senang di Manchester City

Seperti pemain-pemain lainnya yang merapat ke tim besar, Alvarez harus menelan pil pahit di Manchester City. Persaingan yang ketat di skuad ditambah kebutuhan tim yang sepertinya belum ingin memakai Alvarez sempat membuatnya frustrasi.

Sampai Februari 2023 ia jarang dimainkan. Meskipun tampil mengesankan di Piala Dunia, tapi Guardiola belum melirik betul sang pemain. Terlebih sudah ada Erling Haaland. Hingga Februari 2023 Alvarez baru enam kali menjadi starter di Premier League sejak kembali dari River Plate.

Hingga saat itu, ia baru bermain sebanyak 707 menit dan mencetak lima gol untuk The Citizens di Liga Inggris. Dilansir 90 Minutes, City sempat menawarkan pembaharuan kontrak menjadi lima tahun. Namun, Alvarez ragu untuk mengambilnya di tengah minat dari Barcelona, Real Madrid, hingga Paris Saint-Germain.

Di satu sisi, Manchester City tak sudi membiarkan salah satu aset terbaiknya pergi. Akhirnya dengan segala bujuk rayu, The Citizens berhasil mendorong Alvarez untuk menandatangani kontrak barunya hingga 2028 pada Maret lalu. Well, ia pun bertahan di Etihad.

Tampil Apik Ketika Diberi Kesempatan

Cukup lama tak terpakai, Alvarez beringas ketika diberi kesempatan oleh Pep Guardiola. Seketika ia menjadi idola baru publik Etihad. Ia yang sudah mencetak 14 gol dari 40 laga membantu Manchester City untuk meraih Piala FA, Liga Champions, dan memburu Liga Inggris.

Sejauh ini eksplosivitas Alvarez sangat mengagumkan. Meski harus diakui ia jarang tampil. Namun, Alvarez ternyata bukan sekadar striker pemburu gol. Ia punya kemampuan lain yang itu rupanya menjadi perhatian khusus Guardiola.

Seperti julukannya, El Aranita atau Si Laba-laba Kecil, Alvarez menawarkan kelincahan dan keuletan di lini depan. Ia berbeda dari Haaland yang tinggi. Alvarez juga cepat mempelajari perannya ketika dimainkan oleh Pep Guardiola.

Sang Versatile

Julian Alvarez sepertinya mengerti Haaland bukanlah sosok yang bisa disaingi di lini depan Manchester City. Maka Alvarez mencoba membuat dirinya menjadi sosok versatile. Ia bisa bermain di segala posisi di lini depan. Ia bisa menjadi striker nomor “9”, menjadi second striker, sayap, maupun gelandang serang.

Guardiola kerap menaruh Alvarez sebagai pemain sayap kanan. Dilansir Transfermarkt, Alvarez sudah menempati posisi itu sebanyak 46 kali. Dan ternyata ia manjur ditaruh di sana. Alvarez kerap melakukan penetrasi ke area penalti lawan saat ditaruh di posisi sayap kanan.

Menurut Fbref, setidaknya Alvarez sudah melakukan itu sebanyak 12 kali. Alvarez juga efektif dalam memberikan umpan. Mengutip Fbref, umpan suksesnya menyentuh 226 dari 291 percobaan. Alvarez juga melakukan 475 umpan progresif di Liga Inggris sejauh ini.

Alvarez juga kerap melakukan giringan bola. Total ia melakukan 215 dribel di Liga Inggris dengan total daya jelajahnya 1225 yard atau sekitar 1120 meter, serta tujuh kali menusuk ke sepertiga lapangan lawan. Ini menunjukkan bahwa kontribusi Alvarez bukan hanya gol.

Salah satu penampilan terbaiknya adalah ketika mengalahkan Liverpool 4-1. Golnya menggugah Manchester City untuk bangkit dari ketertinggalan. Terbukti setelah menyamakan kedudukan 1-1, Manchester City bisa berbalik menang.

https://www.youtube.com/watch?v=AnfpJspeDj4

Potensi Duet dengan Erling Haaland

Well, belakangan ini muncul anggapan bahwa Julian Alvarez juga bisa berduel dengan Erling Haaland. Alvarez mengakuinya, bahwa ia layak duet dengan pemain Norwegia tersebut. Publik Etihad juga merestui duet keduanya berkat kemistri antara keduanya.

Persahabatan keduanya ternyata telah terjalin sangat erat, baik di atas lapangan maupun di luar stadion. Para fans bahkan sudah mempunyai julukan khusus untuk kolaborasi keduanya. Mereka menyebutnya “Haalvarez” gabungan dua nama pemain.

Tentu saja, jika kedua pemain ini bermain bersama, Manchester City makin sulit untuk dikalahkan. Bisa-bisa raihan treble The Citizens musim ini bukan sekadar lamunan orang gila yang duduk di pinggir pasar.

Sumber: TheAthletic, Independent, ManCitySquare, 90Min, WorldSoccerTalk, SkySports, ManCity, TN, Fbref

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Proudly powered by WordPress | Theme: Code Blog by Crimson Themes.