Jika menonton pertandingan Persija, misalnya sewaktu menghadapi PSM Makassar di awal musim ini, kamu akan tahu bagaimana berkembangnya Persija di tangan Thomas Doll. Ya, pelatih dari Jerman ini masih dalam tahap merombak Persija. Soal permainan, fisik, taktikal, dan masih banyak lagi.
Bukan hanya untuk Persija, Doll bahkan melakukannya untuk sepak bola Indonesia secara general. Meski baru sebentar tinggal di Indonesia, Doll aktif memberi kritik ke sepak bola tanah air.
Thomas Doll boleh dibilang anomali pelatih asing di Indonesia. Ketika banyak pelatih asing dalam negeri lebih banyak fokus ke timnya dan jarang-jarang mengkritik sepak bola Indonesia, Doll tidak begitu.
Mengkritik Pemain PSM Makassar
Kemarin saja, setelah timnya diimbangi PSM Makassar, Doll tidak hanya berdalih mengapa timnya gagal memetik kemenangan sebagaimana pelatih-pelatih lain. Namun, Doll juga mengkritik gaya permainan PSM Makassar yang membuat lapangan tak ubahnya kasur di hotel bintang tiga; bisa buat guling-guling seenak perut.
Kritik Doll muncul usai Persija kesulitan menyamakan kedudukan. Dalam laga itu PSM lebih dulu mencetak gol di menit ke-12. Juku Eja kemudian hanya bermain bertahan. Mengandalkan pertahanan yang solid plus taktik mengulur-ulur waktu.
🚨Thomas Doll menyoroti pemain-pemain PSM Makassar yang mudah jatuh dalam laga Liga 1 kemarin malam.
🗣️ “Wasit membiarkan pemain bertumbangan dan ini menyedihkan untuk sepak bola Indonesia. Setiap tiga menit pemain tumbang. Pemain nomor 4 jatuh 6 kali di pertandingan.”
🗣️ “Di… pic.twitter.com/FYs4x9pihf
— FaktaBola (@FaktaSepakbola) July 4, 2023
Bagi Doll, wasit yang memimpin laga itu juga tidak punya sikap. Si wasit sering menghentikan pertandingan. “Saya kecewa dengan sepak bola seperti ini. Suporter beli tiket untuk menonton bola, tapi wasit menghentikan pertandingan setiap tiga menit,” kata Doll dikutip Bola.
Kritik Doll itu sangat berdasar. Dari kritiknya itu, kita juga bisa memahami sepak bola seperti apa yang biasa dilakoni Thomas Doll. Di Bundesliga sana, suporter menjadi pihak yang mesti dikedepankan. Dan Doll, menunjukkan itu dalam kritiknya.
Kritik Soal Lapangan Seperti Kandang Sapi
Sadar atau tidak, ketika mengkritik permainan PSM, Doll sedang menyindir tim-tim di BRI Liga 1 yang masih menggunakan taktik yang sama. Seolah-olah seperti itulah sepak bola pragmatis. Bermain menyerang di awal. Memburu gol lebih dulu. Setelah itu tutup warung. Mengandalkan solidnya pertahanan.
Namun, bertahan dan bermain mengulur waktu itu dua hal yang berbeda. Rasanya, pemain bahkan pelatih PSM tidak memahami hal tersebut. Well, kritik itu bukan satu-satunya yang pernah keluar dari mulut Thomas Doll. Mantan manajer Borussia Dortmund itu, musim lalu juga mengkritik kualitas lapangan di stadion-stadion di Indonesia.
Pada Piala Presiden 2022 lalu, Persija mendapat jatah latihan di Stadion Palaran, Samarinda. Stadion yang juga pernah dipakai untuk ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2012. Nah, Doll berterus terang kalau stadion itu tidak layak dipakai untuk latihan.
“Di Jerman, lapangan seperti ini biasa kami gunakan untuk menggembala sapi,” kata Thomas Doll mengomentari kondisi lapangan di Stadion Palaran. Kritik itu, walau ditujukan ke satu stadion, memberi sinyal bahwa kualitas lapangan di stadion di Indonesia masih jauh dari kata merata.
Komentar Thomas Doll mengenai lapangan latihan Persija Jakarta selama Piala Presiden 2022 di Samarinda.. 🤐 pic.twitter.com/Ktx5YGJx0A
— Extra Time Indonesia (@idextratime) June 27, 2022
Piala Presiden Tidak Penting!
Kritik Thomas Doll pada kualitas Stadion Palaran boleh dibilang adalah lanjutan kritiknya soal kompetisi pra-musim Piala Presiden. Ketika hampir seluruh klub di Indonesia memandang serius Piala Presiden 2022, Doll berpikiran lain. Dikutip Kumparan, bagi Doll, ajang seperti Piala Presiden hanyalah pemanasan, tidak perlu terlalu diseriusin.
Maka dari itu, ia memilih tidak menurunkan skuad utama terus. Alih-alih menggeber timnya di Piala Presiden, Doll justru memanfaatkan kompetisi tersebut untuk menjajal kemampuan pemain muda Persija. Doll berpandangan bahwa kompetisi sesungguhnya adalah liga.
Thomas Doll mengungkap bahwa Piala Presiden difokuskan kepada para pemain muda Persija. Ia anggap sebagai ajang pembuktian mereka untuk mendapatkan tempat di tim jelang Liga 1 bergulir.
[Selanjutnya]⬇️ pic.twitter.com/mmugDx7OxA
— Sport77 Official (@Sport77Official) June 27, 2022
Langkah Doll ini sempat mengejutkan tak sedikit umat sepak bola tanah air. Betapa tidak? Persija pernah juara Piala Presiden, yaitu pada tahun 2018. Namun, kenapa Doll, pelatih Persija malah tidak berambisi meraih itu? Tetapi entah berkaitan atau tidak, sebelum mulai musim ini, Piala Presiden sudah tidak ada.
Klub-klub di Indonesia mulai menggelar pra-musimnya sendiri. Malah tidak lagi hanya menghadapi sesama tim Indonesia, melainkan juga menguji kemampuan dengan menghadapi tim-tim dari luar negeri. Contohnya Persija yang menggelar uji coba melawan tim Thailand, Ratchaburi. Persis Solo yang menjajal kekuatan Jeonbuk Hyundai.
Berseberangan dengan Shin Tae-yong
Thomas Doll juga sangat berani mengkritik pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Padahal sebelum-sebelumnya pelatih Timnas Indonesia seolah punya marwah yang tinggi. Sulit dikritik atau mungkin nyaris tidak ada yang berani mengkritik pelatih Timnas Indonesia.
Tetapi Doll, yang tentu saja levelnya sama dengan Shin Tae-yong, memberi kritik keras pada pelatih berpaspor Korea Selatan itu. Pertama, soal program pemusatan latihan (TC) jangka panjang yang dilakukan Timnas Indonesia jelang persiapan Piala Asia U-20 tahun 2023.
Bernardo Tavares dan Thomas Doll
Kritisi TC jangka panjang Timnas U20 pic.twitter.com/fDhGHldwwL
— 𝙄𝘿𝙎 (@indosupporter) February 9, 2023
Meski tidak terikat apa pun pada Timnas Indonesia, Doll menunjukkan ketidaksepakatannya soal program TC jangka panjang. “Pemain Timnas U-20 harusnya lebih butuh kompetisi. Shin Tae-yong tidak paham soal itu,” ujar Doll. Eks pelatih Hannover itu tidak salah.
Di belahan dunia lain, TC jangka panjang untuk timnas kelompok umur memang jarang-jarang ada. Jangankan untuk itu, di level senior pun hampir tidak ada yang namanya TC. Jadi, alih-alih TC jangka panjang, bagi Doll, lebih baik menambah jam terbang di kompetisi sungguhan.
Pertikaian Thomas Doll dan Shin Tae – Yong semakin memanas, sob!
Tentu, hal ini berakar dari pemanggilan pemain untuk mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia, di mana STY memanggil 9 orang pemain Persija. pic.twitter.com/BTexINsxmA
— INDOSPORT (@indosportdotcom) February 11, 2023
Tetapi Shin Tae-yong juga tidak salah meski juga tidak sepenuhnya benar. Memang TC sudah jadi semacam tradisi Timnas Indonesia. Namun, kalau dipikir-pikir, mana yang bisa meningkatkan mutu pemain, berlatih dengan sesama tim atau berkompetisi?
Doll juga mengkritik pelatih Timnas Indonesia yang membintangi banyak iklan. Kritik itu kemudian dikemas oleh media dengan narasi utamanya Thomas Doll menyebut STY badut. Padahal bukan itu poinnya.
Doll merasa ketika seorang pelatih, apalagi itu adalah pelatih tim nasional tampil di iklan berbagai produk di televisi, itu akan membuatnya tidak seperti seorang pelatih. Singkatnya, sang pelatih bisa kehilangan karakternya sebagai pelatih. Namun, Doll mungkin juga lupa kalau pelatih sekelas Pep Guardiola maupun Jose Mourinho juga pernah menjadi bintang iklan.
Mengevolusi Persija, Memberi Masukan ke PSSI
Thomas Doll juga tak jarang memberikan masukan untuk PSSI. Terbaru, pelatih Persija itu mengomentari rencana PSSI yang akan mengadakan VAR di Liga 1. Tentu saja, eks pelatih Ferencvaros itu menyambut baik rencana tersebut. Doll memang menghendaki Liga Indonesia memakai VAR.
Tetapi VAR saja tidak cukup, kata Doll. Menurutnya PSSI perlu mendatangkan wasit dari Eropa untuk mengajari wasit Indonesia bagaimana caranya menjadi wasit. Itu bisa dipahami karena sampai musim ini berjalan saja, wasit-wasit yang katanya lolos seleksi itu masih sering lupa kalau mereka memimpin liga profesional, bukan pertandingan antar RW.
Kok Thomas Doll sibuk sih mengurusi sepak bola Indonesia? Bagaimana dengan Persija? Tentu saja, Doll tidak melalaikan tugasnya sebagai pelatih Macan Kemayoran. Di tangannya, Persija benar-benar berkembang. Lho, berkembang kok nggak dapat trofi?
🔴🐯 FINALLY ‼️
Persija berhasil petik kemenangan perdana atas Persebaya di kompetisi resmi sejak promosi pada musim 2018 usai menang tipis 0-1 pada pekan ke-32 🇮🇩Liga1 2022/23.
DLDLLDD…… W!#MenangDiGBK dibalas #MenangDiGJS
🇮🇩El Clasico musim ini milik Macan Kemayoran!🔥 pic.twitter.com/nnxzFQg66q
— 🇮🇩Liga1 2023/24 Still Need Foreign Refs!! (@Indostransfer) April 5, 2023
Bodoh sekali kalau mengatakan berkembang berarti harus punya trofi. Doll punya catatan impresif selama menukangi Persija. Salah satunya menang atas Persebaya setelah tujuh pertandingan tidak pernah bisa melakukannya. Doll juga sukses menghapus kutukan tandang ke Arema selama 19 tahun.
Persija sudah menang di Kanjuruhan pada Agustus 2022 lalu. Ia juga menjadi pelatih Persija pertama yang merangkai lima kemenangan beruntun di Liga 1 yang dilakukannya musim lalu. Dari sini, kesimpulannya sederhana. Thomas Doll memang dibutuhkan. Bukan hanya bagi Persija, tapi juga bagi sepak bola Indonesia. Bertahan lebih lama, Thomas Doll!
Sumber: Kumparan, Goal, Skorid, Sportstars, MSN, CNNIndonesia, Sportstars2