Dikira hanya sesaat kegacoran Newcastle di Liga Inggris musim ini. Eh ternyata, menjelang akhir musim mereka justru tambah menggila. Satu tiket Liga Champions kini makin dekat dalam dekapan Newcastle. Membayangkan betapa rindunya The Magpies akan kompetisi paling bergengsi di Eropa itu. Maklum mereka terakhir kali mencicipi Liga Champions sudah sejak musim 2001/02 silam.
Will Newcastle qualify for the Champions League? 👀 pic.twitter.com/uRZbB4TL9b
— LiveScore (@livescore) April 27, 2023
Kevin Keegan Si Penyelamat
Namun, itu bukanlah yang pertama kali bagi Newcastle tampil di Liga Champions. Mereka di tahun 1995 juga pernah merasakannya. Yang perlu diketahui, asal muasal kebangkitan Newcastle ketika itu adalah setelah dilatih oleh Kevin Keegan. Salah satu legenda hidup Newcastle yang mampu mengubah nasib Toon Army di era Premier League.
On this day in NUFC history back in 1992 Kevin Keegan took charge of Newcastle United for the first time in a 3-0 win over Bristol City.#NUFC #Newcastle pic.twitter.com/7JHnXupVS1
— Magpie 24/7 (@Magpie24_7) February 8, 2021
Tuahnya di St James Park nyata adanya. The Magpies langsung dibawanya promosi ke Liga Inggris pada tahun 1993. Mulai saat itulah Keegan membangun skuad untuk bisa terus bertahan di Liga Inggris.
Uniknya, setelah promosi Keegan mampu membawa Toon Army langsung bisa bersaing di papan atas. Lantas dengan cara apa ia melakukannya? Keegan menciptakan duo striker gacor atas nama Peter Beardsley dan Andy Cole.
Andy Cole (22) for newly-promoted Newcastle in the 1993/1994 Premier League:
• 40 appearances
• 34 goals
• 6 assistsDirectly involved in 40 goals in the league. 🔥 pic.twitter.com/eiMZPrcDYi
— Statman Dave (@StatmanDave) April 21, 2020
FYI aja, Andy Cole sebelum gacor di MU, ia sudah digembleng Keegan terlebih dulu di Newcastle. Total gol dari duo Beardsley dan Cole yakni 55 gol dalam semusim. Bisa dikatakan keperkasaan Toon Army separuhnya berasal dari sumbangan duo pemain tersebut. Finish di posisi ketiga Liga Inggris setelah promosi menjadi hasil yang sangat mengejutkan.
Ujian Newcastle
Namun sayang, setelah pergantian musim, bomber haus gol Andy Cole harus dibajak oleh MU. Alhasil separuh kekuatan mereka berkurang. Namun, Kevin Keegan ternyata punya cara lain.
Meski jumlah gol berkurang, namun mereka masih bisa menyiasatinya dengan kolektivitas tim yang solid selama musim 1994/95. Dan hasilnya finish di posisi ke-6, termasuk hasil yang lumayan.
Barulah pada musim 1995/96, Keegan lebih siap untuk merangsek lagi ke papan atas. Salah satu caranya adalah kembali menelurkan para penyerang gacor seperti Les Ferdinand, David Ginola, dan Faustino Asprilla.
Newcastle were once the entertainers of English football… ⚽️
The days of Kevin Keegan, Les Ferdinand and title races seem a long time ago!
📺 Watch Newcastle: The Entertainers on Sky Sports PL from 7:30pm on Sunday pic.twitter.com/m5cRrUybPt
— Sky Sports Premier League (@SkySportsPL) October 15, 2021
Runner Up Liga Inggris
Seperti apa yang diceritakannya di Fourfourtwo, Keegan membayangkan permainan atraktif Newcastle waktu itu. Keegan sangat terkesan dengan pencapaiannya pada musim 1995/96, ketika sempat unggul di puncak klasemen dengan selisih 12 poin dari MU di pekan ke-20.
Pembelian Les Ferdinand, Asprilla, dan Ginola terbukti jadi senjata ampuh Keegan. Mereka menyumbang total 33 gol bagi Toon Army musim itu. Namun sayang seribu sayang, kenangan pahit dialami Keegan pada akhir kompetisi.
Kepada Fourfourtwo, Keegan mengatakan bahwa tak bisa membayangkan betapa pedihnya nasib skuadnya ketika trofi yang diidam-idamkan pergi begitu saja di akhir musim.
Hasil imbang melawan Spurs dan kemenangan di kandang Middlesbrough membuat trofi Liga Inggris melayang ke pasukan Sir Alex Ferguson. Toon Army harus puas finis menjadi runner up dengan selisih empat poin.
“I will love it if we beat them, love it!” 😡
Newcastle were top with Manchester United and on the verge of the Premier League title.
Then Kevin Keegan dropped this and United went on to win it all.
Instantly iconic. Today in 1996.#OptusSport pic.twitter.com/gYnF6ZgM6s
— Optus Sport (@OptusSport) April 29, 2023
Ketidakpuasan Keegan atas hasil pedih itu langsung direspons dengan memecahkan rekor transfer dunia atas nama striker Alan Shearer. Shearer dibeli dari Blackburn Rovers dengan mahar 15 juta pounds.
ON THIS DAY: In 1996, Alan Shearer joined boyhood club Newcastle for a then world-record £15m fee ⚫️⚪️
405 games 🏃
206 goals ⚽️
1 statue 🗽 pic.twitter.com/SbGcn2WrWa— Squawka (@Squawka) July 30, 2017
Berkat transfer itu, musim 1996/97 Newcastle dijagokan sebagai calon kuat peraih juara Liga Inggris. Namun justru hasilnya berbeda. Badai inkonsistensi melanda Keegan di awal musim. Dengan tujuh laga tanpa kemenangan, Keegan pun harus rela dipecat pada paruh musim Januari 2007 dan digantikan oleh Kenny Dalglish.
Newcastle United – Kenny Dalglish Replaces Kevin Keegan Again 1997 – Pink Special Feature https://t.co/j9DanfQCoU pic.twitter.com/xLML9gLwjL
— Dee Neill (@DeeNeill1) December 10, 2020
Pasca Keegan dan Liga Champions Pertama
Sementara itu, duet baru peninggalan Keegan yakni Shearer dan Les Ferdinand masih dalam mode menyeramkan. Bersama Dalglish mereka berdua masih mampu menyumbangan total 41 gol hingga akhir musim. Berkat efek tersebut The Magpies kembali menjadi runner up Liga Inggris untuk kedua kalinya.
Akan tetapi, musim baru mereka bersama Dalglish di 1997/98 tak berjalan mulus. Les Ferdinand dan David Ginola dibeli Spurs, sedangkan Fausto Asprilla hijrah ke Parma. Separuh kekuatan Newcastle hilang musim itu. Ditambah Alan Shearer mengalami cedera parah pergelangan kaki hingga absen selama setengah musim.
Alhasil performa mereka jeblok dan harus puas finish di posisi 13 Liga Inggris. Namun tunggu dulu, di musim itu ada yang patut diapresiasi. The Magpies mampu mencapai final Piala FA dan menembus babak grup Liga Champions untuk pertama kalinya sepanjang sejarah klub.
Bahkan di babak grup, Newcastle mampu mengandaskan Barcelona 3-2 di St James Park. Meski akhirnya tak mampu lolos dari grup, namun pencapaian itu patut diapresiasi.
#OnThisDay: Newcastle United beat Spanish giants Barcelona 3-2 under the floodlights at St James’ Park. Asprilla scoring a hat trick for #NUFC
What are your memories from this memorable game? pic.twitter.com/JvfONqHWmP
— NUFC360 (@NUFC360) September 17, 2022
Datangnya Sir Bobby Robson
Setelah musim yang panjang penuh prestasi bersama Keegan maupun Dalglish, Toon Army sempat redup ketika ditangani Ruud Gullit. Sebelum akhirnya Sir Bobby Robson datang menukangi Newcastle pada 1999.
On This Day In 1999 –
Sir Bobby Robson took charge over Newcastle United 😍 pic.twitter.com/NCN9gulBVT
— Newcastle United Times (@Newcastle_Times) September 3, 2020
Tak mudah bagi Sir Bobby Robson mengubah Newcastle dalam waktu singkat. Satu setengah musim pertamanya berakhir di papan tengah klasemen Liga Inggris. Namun dengan kesabaran manajemen, barulah musim 2001/02 tuah pembangunan skuad Robson membuahkan hasil.
Skuad muda yang dibangunnya seperti Laurent Robert, Jermaine Jenas, serta Craig Bellamy mampu menambah kekuatan The Magpies. Buktinya performa mereka musim itu tak terduga bisa menjadi pesaing klub besar lainnya di papan atas.
Kembali finish di empat besar Liga Inggris, serta menjadi finalis di Piala Intertoto, menjadikan kinerja Robson patut diapresiasi. Meski harus kalah di final Intertoto, namun paling tidak aroma kebangkitan kembali sudah tercium.
Liga Champions Kedua
Benar saja, pada musim 2002/03 mereka mampu tampil lagi untuk kedua kalinya sepanjang sejarah di babak grup Liga Champions. Bahkan mereka menciptakan sebuah peningkatan prestasi.
Bersama Robson, Newcastle bahkan bisa melaju ke babak grup kedua. Mereka mengalahkan tim di babak grup pertama seperti Juventus, Dynamo Kiev dan Feyenoord.
Juvelation! ⬛️⬜️⬛️⬜️⬛️⬜️
Newcastle United celebrate Andy Griffin’s goal in the 1-0 win over Juventus at St James’ Park in the Champions’ League, October 23, 2002. Newcastle wearing our away colours despite playing at home! 🏟#NUFC #NUFCFans 🇪🇺 pic.twitter.com/QJY88WnKlQ
— Magpie 24/7 (@Magpie24_7) March 31, 2023
Sayangnya, bertemu raksasa seperti Barcelona maupun Inter Milan, mereka akhirnya harus takluk. Tak hanya di Liga Champions, di Liga Inggris musim itu Robson mampu membawa The Magpies finish di urutan ke-3 di bawah MU dan Arsenal.
Trofi Terakhir Newcastle
Nah sejak musim itu berakhir, dalam perjalanannya Newcastle belum pernah lagi masuk zona empat besar Liga Inggris, sekaligus masuk Liga Champions. Mereka perlahan mengalami penurunan dari musim ke musim.
Namun setidaknya ada yang bisa dibanggakan dari sebuah era kemunduran Newcastle. Ya, itu adalah sebuah trofi. Paceklik trofi mereka selama 37 tahun akhirnya terobati di musim 2006/07 bersama pelatih Glenn Roeder.
Obafemi Martins dan kawan-kawan meraih trofi Piala Intertoto setelah mengalahkan Lillestrom dalam dua leg dengan agregat 4-1. Itu bisa disebut trofi terakhir mereka, jika trofi juara Championship mereka tak dihitung.
On this day in NUFC history back in 2007 we won a European competition … of sorts from 2006! Confused!?
Scott Parker looks about as thrilled as I am watching Bruceball with The Intertoto Cup 🤣#NUFC #Newcastle
Paul | Magpie 24/7 pic.twitter.com/MRYHMM5uO3— Magpie 24/7 (@Magpie24_7) March 8, 2021
Sumber Referensi : fourfourtwo, theathletic, bbc