Modal Sedikit Cuan Selangit, Pemain Brighton yang Terjual Mahal

Sejak promosi ke Liga Inggris 2017 silam, banyak orang mengenal Brighton and Hove Albion itu sebatas klub medioker belaka. Ah, paling cuma numpang lewat saja di Liga Inggris. Namun anggapan itu salah. Bahkan jika kalau diikuti rekam jejaknya, ada hal yang sangat menarik dalam tim yang bermarkas di Amex Stadium ini.

Ya, soal jual-beli pemain. Klub milik mantan penjudi Inggris, Tony Bloom ini terkenal jago kalau soal bisnis transfer. Sudah terbukti setiap pemain yang dibeli dengan harga murah, lalu bisa mereka jual dengan menghasilkan untung yang berkali-kali lipat. Nah, berikut produk mereka yang sudah laku terjual mahal sejak mereka promosi ke Liga Inggris.

Ben White

Yang pertama ada anak muda yang sejak usia 18 tahun sudah berada di Brighton. Ia adalah Ben White. White remaja, juga sudah melalang buana di klub seperti Newport, Peterborough, hingga Leeds dengan status pinjaman. Nah, di Leeds lah namanya melambung setelah mampu mengantarkan Leeds promosi ke Liga Inggris tahun 2019.

Menurut The Athletic, ketika dirinya ditawari untuk bergabung permanen dengan Leeds, Brighton tak mau. White diikat langsung dengan perpanjangan kontrak karena pelatih brighton ketika itu Graham Potter mau memakai jasanya.

Benar saja di bawah Potter, White dipercaya mengawal lini belakang The Seagulls. Potter juga tak sungkan menggeser bek Belanda yang baru dibeli dari Ajax, Joel Veltman dengan White. Menurut Potter, ia sangat menyukai pendekatan bermain dari anak muda seperti White.

Baru semusim tampil moncer, ia kemudian rela dilepas di tahun 2021. Tak mau dilepas gimana coba, wong ada tawaran menggiurkan yang nilainya fantastis dari Arsenal. Ya, Arsenal berani lho menebusnya dengan harga 50 juta pounds. Bagaimana bisa pemain yang selama ini hanya dibibit dan dipinjamkan sana-sini bisa laku semahal itu. Betapa untungnya The Seagulls.

Dan Burn

Pemain berikutnya adalah bek tinggi besar bernama Dan Burn. Si jangkung yang satu ini memang bukan produk asli Brighton. Ia dibeli dari Wigan pada tahun 2018 lalu. Dilansir The Sun, transfer Burn ke Brighton ini unik.

Ketika sudah dibeli dengan mahar hanya 4 juta pounds saja, namun ia masih dipinjamkan ke Wigan selama semusim. Jadi, Burn ini baru bermain untuk Brighton itu di tahun 2019.
Penampilannya sebagai bek serba bisa yakni di tengah maupun kiri, membuat Burn sangat dibutuhkan Potter.

Di musim yang sama dengan kepergian Ben White, Dan Burn juga memutuskan hal yang sama untuk hijrah. Pemain yang dibeli 4 juta pounds itu ditawar oleh klub kaya baru Newcastle United. Uang Arab pun mengalir ke rekening Brighton. Karena The Magpies berani membayar Burn sekitar 13 juta pounds.

Yves Bissouma

Musim lalu 2022/23 adalah musim dimana Brighton mengantongi banyak untung. Pemainnya laris manis laku dijual mahal. Yang pertama ada Yves Bissouma. Sky Sports melaporkan bahwa dulunya Bissouma ini dibeli dari Lille dengan mahar hanya 15 juta pounds saja.

Bissouma adalah pemain incaran Chris Hutton, pelatih Brighton dulu pada 2018. Lima musim lamanya pemain Mali itu bersama The Seagulls. Ia tumbuh di bawah kendali pelatih Graham Potter.

Awal musim lalu, Antonio Conte sedang butuh gelandang jangkar di Spurs dan meminta manajemennya untuk menebus Bissouma. Padahal Bissouma sedang moncer-moncernya bersama Brighton dengan finish di peringkat 9 Liga Inggris.

Namun tak bisa dihindari tawaran Spurs tersebut. Sebab tawarannya menggiurkan, yakni di angka 35 juta pounds. Tanpa pikir panjang, Bissouma pun akhirnya rela dilepas ke Spurs. Brighton pun kembali cuan.

Marc Cucurella

Ketika kehilangan bek macam Dan Burn maupun Ben White, membuat Brighton membeli amunisi baru. Pilihannya jatuh kepada pemuda La Masia yang moncer di Getafe, Marc Cucurella. Menurut Transfermarkt, si kribo itu ditebus Brighton dengan mahar 18 juta euro

Graham Potter sangat bahagia mendapatkan pemain seperti Cucurella. Menurutnya ia adalah pemain yang serba bisa dan punya pengalaman menimba ilmu yang banyak di la liga. Kehadiran Cucurella menjadikan banyak opsi bagi dirinya meramu skuad.

Baru semusim saja gacor bersama The Seagulls, ia sudah langsung laku di pasaran. Performanya yang agresif di sisi kiri, sampai-sampai bisa membuat seorang Pep Guardiola kepincut.

Akan tetapi justru tawaran menggiurkan dari Chelsea-lah yang membuat Cucurella cabut dari Brighton. Brighton kembali untung banyak. Pasalnya si kribo itu berani ditebus dengan harga 65 juta pounds oleh The Blues.

Leandro Trossard

Pemain berikutnya yang menghasilkan untung lumayan besar adalah Leandro Trossard. Pemain Belgia ini dulunya dibeli dari juara Liga Belgia Genk pada tahun 2018 dengan harga 18 juta pounds.

Menurut Potter seperti dilansir Dailymail, Trossard adalah kapten di Genk yang mampu membawa mereka juara liga. Kemampuan dan mental itulah yang Brighton butuhkan. Penampilan terbaik Trossard di Brighton tak dipungkiri yakni pada musim 2021/22. Ketika ia mengoleksi 8 gol dan 3 assist.

Bahkan di paruh musim lalu saja, koleksinya sudah 7 gol dan 3 assist. Berkat itulah ia menjadi pilihan alternatif Arteta di lini serangnya pada Januari 2022 lalu. Ya, Arsenal kembali mau merogoh koceknya dalam-dalam untuk Brighton. Mereka membayar Trossard sekitar 27 juta pounds.

Alexis Mac Allister

Bisnis menguntungkan Brighton itupun berulang lagi di musim ini. Di awal musim, mereka sudah kehilangan tiga pilarnya dengan harga fantastis. Yang pertama adalah Alexis Mac Allister. Pemain Timnas Argentina yang moncer di Piala Dunia 2022 lalu.

Pemain blasteran Irlandia itu akhirnya laku mahal dengan ditebus Liverpool sekitar 35 juta pounds. Kenapa untung? Karena Brighton dulu hanya membayar Mac Allister dari klub Argentinos Junior hanya 7 juta pounds saja. Bayangkan berapa besar untungnya.

Tapi kalau merujuk pada performa, wajar juga Mac Allister dihargai mahal. Pasalnya, selain moncer bersama tim Tango, ia juga sudah lama moncer bersama Brighton. Apalagi di era De Zerbi. Ia menjadi pilar lini tengah yang tak tergantikan bersama Caicedo.

Robert Sanchez

Pemain kedua yang menguntungkan adalah kiper Robert Sanchez. Kita tau Sanchez ini sejak muda sudah melancong dari Spanyol ke Inggris bersama Brighton. Di Brighton ia meniti karir sejak kelompok usia 18 tahun.

Sampai akhirnya pelatih Graham Potter pada 2020 mempromosikannya ke tim senior. Ketika beberapa kali dicoba dan tampil apik, Potter tak segan mengorbankan kiper lama Brighton Matt Ryan.

Sanchez punya masa depan bersama Potter, tapi tidak dengan De Zerbi. De Zerbi lebih memilih Jason Steele. Ini murni masalah kesukaan. Sanchez pun tahu akan hal tersebut. Maka dari itu ia mencoba mencari jalan keluar dan akhirnya ketemu.

Brighton kembali mendapat imbasnya yakni keuntungan finansial. Karena Sanchez, laku dibeli oleh The Blues, bahkan dengan nilai sekitar 25 juta pounds.

Moises Caicedo

Yang terakhir yang paling fantastis tentu Moises Caicedo. Drama pemain Ekuador ini keluar dari Amex Stadium banyak menyita perhatian dunia. Padahal nih, dulu Brighton hanya mendatangkannya dengan mahar 4,5 juta pounds saja.

Caicedo didatangkan atas kemauan Potter pada 2021 lalu, atas dasar penampilannya yang moncer bersama Independiente Del Valle. Tak bisa langsung nyetel, Caicedo sempat juga lho dipinjamkan ke klub Belgia Beerschot.

Akan tetapi hengkangnya Bissouma ke Spurs membuat dirinya akhirnya tampil reguler dan jadi pilar inti lini tengah Brighton. Berkat performanya yang semakin gacor itulah ia menjadi buah bibir di bursa transfer musim panas ini.

Memanfaatkan momen aji mumpung, Brighton memasang harga 100 juta pounds untuk siapa saja yang mau meminangnya. Eh ternyata ada lho, siapa lagi kalau bukan “si paling kaya” Chelsea. Benar saja, Chelsea-lah yang akhirnya mendapatkan Caicedo dengan harga mencapai 115 juta pounds. Ya, bagi Brighton si asik-asik aja dapat untung sebanyak itu. Selama masih cuan kenapa tidak, ya nggak?

Sumber Referensi : dailymail, skysports, fotmob, transfermarkt, thesun, theathletic, theguardian, skysports

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Proudly powered by WordPress | Theme: Code Blog by Crimson Themes.