Nasib 7 Warisan Terakhir Sir Alex Ferguson di Manchester United

Pep Guardiola boleh jadi yang menguasai Liga Inggris saat ini. Tapi jauh sebelum itu ada Sir Alex Ferguson yang sudah lebih dulu menaklukan ketatnya persaingan Liga Inggris. Itu dibuktikan dengan 13 trofi liga yang sudah diraih bersama Manchester United.

Salah satu kunci kesuksesan Fergie adalah kebijakan transfernya yang tepat. Dari Eric Cantona hingga Cristiano Ronaldo, mereka jadi contoh bagaimana jelinya Fergie dalam merekrut pemain. Namun, ketajamannya dalam memilih pemain mulai menurun saat memasuki masa-masa terakhirnya di Manchester. Mulai banyak yang tak mampu memenuhi ekspektasi dan berikut adalah nasib dari tujuh warisan terakhir Fergie di MU.

David De Gea

Yang pertama tentu saja David De Gea. Ia jadi salah satu warisan terbesar Sir Alex Ferguson untuk Manchester United. Keberadaan De Gea di bawah mistar telah memperpanjang keberlangsungan hidup United di papan atas Liga Inggris. Jika kiper MU bukan dirinya, pertahanan Setan Merah bisa dipastikan sudah porak-poranda sejak ditinggal Fergie.

Mungkin bisa dibilang De Gea jadi warisan yang paling lama di United. Tercatat ia telah membela MU selama sepuluh tahun. De Gea juga sempat membantu klub memenangkan beberapa trofi bergengsi seperti Europa League era Jose Mourinho atau Carabao Cup musim lalu bersama Erik Ten Hag.

Meski sudah mengabdi dan sabar menghadapi kelakuan beknya sendiri, De Gea tak diperlakukan baik menjelang akhir musim 2022/23. Menurut beberapa sumber, De Gea yang kontraknya akan berakhir awal Juli kemarin telah menerima tawaran perpanjangan kontrak dari klub. 

Ironisnya, kontraknya justru ditarik kembali untuk merevisi gajinya. Sang pemain pun kecewa. Setelah apa yang sudah ia berikan pada klub, ternyata perlakuan buruk balasannya. Kesepakatan antara kedua pihak tak tercapai dan De Gea pun kini berstatus tanpa klub setelah mencatatkan 545 pertandingan bersama MU. 

Robin Van Persie

Selanjutnya ada Robin Van Persie. Kedatangannya dari london begitu kontroversial. Ketika dirinya memutuskan untuk membelot ke Manchester United tahun 2012, banyak dari fans Arsenal patah hati dibuatnya. Apalagi ketika sang pemain membantu United menjuarai Liga Inggris musim 2012/13. Bagaimana tidak? Pada saat itu, pemain Arsenal lah yang memberikan guard of honour.

Meski datang dari rival, Van Persie nyatanya jadi pemain penting di skuad Manchester United. Sayangnya, performa apik Van Persie tak bertahan lama. Selepas kepergian Fergie, jumlah golnya pun menurun. Dari awalnya yang mencetak 30 gol di semua kompetisi musim 2012/13, Van Persie hanya mencatatkan belasan gol saja dua musim berikutnya.

Sialnya lagi, ketika Louis van Gaal datang, posisi Van Persie justru terancam. Ia gagal mencapai performa maksimal dan akhirnya dipaksa keluar oleh rekan senegaranya itu. Alhasil Van Persie bergabung dengan Fenerbahce tahun 2015. 

Setelah mengakhiri karirnya di Feyenoord, ia memutuskan pensiun dan melatih tim U-18 Feyenoord. Sebelumnya Erik Ten Hag sempat memberikan tawaran kepadanya untuk menjadi pelatih striker di MU, tapi Robin menolak dengan alasan keluarga.

Ashley Young

Ashley Young juga termasuk dalam warisan terakhir Sir Alex. Performanya yang melonjak bersama Watford dan Aston Villa membuat pelatih asal Skotlandia itu kepincut dan mendatangkannya pada tahun 2011 dengan mahar 18 juta euro atau setara dengan Rp300 miliar.

Young awalnya bermain sebagai pemain sayap di Manchester United. Namun setelah kepergian Fergie, pelatih-pelatih berikutnya justru lebih gemar untuk memasang Ashley Young sebagai bek kanan maupun kiri. Contohnya saja di era Jose Mourinho. Karena sang pelatih kurang puas dengan performa Luke Shaw, ia memasang Young sebagai bek kiri dan hasilnya cukup memuaskan.

Namun, karena Luke Shaw mulai membaik, tahun 2020 Young memutuskan hengkang ke Inter Milan. Di sana ia menjadi pemain kunci di bawah asuhan Antonio Conte. Young membantu Nerazzurri memenangkan gelar Serie A musim 2020/21. Kini, di tahun 2023, Young yang sudah tak young lagi memutuskan untuk tetap bermain bersama Everton musim depan.

Alexander Buttner

Selanjutnya ada Alexander Buttner. Fans Manchester United pasti kenal dengan pemain yang satu ini. Didatangkan dengan harapan bisa menggantikan Patrice Evra yang mulai termakan usia, karir Buttner di MU justru tak begitu cemerlang. Ia hanya bertahan selama dua musim setelah kedatangannya pada tahun 2012. Meski begitu, ia tetap tercatat sebagai juara Liga Inggris musim 2012/13.

Pada 2014 setelah kedatangan Louis van Gaal, Buttner memutuskan hengkang ke Dynamo Moscow. Ia bertahan di klub tersebut selama tiga musim sebelum akhirnya kembali ke klub asalnya yakni Vitesse pada 2016. Setelah sempat nganggur pada tahun 2021, kini Buttner berkarir di kasta kedua Liga Belanda bersama De Graafschap sambil mengurus usaha clothing line-nya yang bernama AB Lifestyle.

Shinji Kagawa

Di masa akhir jabatannya, Sir Alex Ferguson berusaha menduplikasi kisah sukses Park Ji-sung dengan mendatangkan satu lagi pemain asal Asia, yakni Shinji Kagawa dari Borussia Dortmund. Kala itu United mengeluarkan dana sekitar 16 juta euro atau setara Rp267 miliar untuk mendatangkan pemain asal Jepang tersebut.

Kagawa yang saat itu berusia 23 tahun tampil bagus untuk United. Musim pertama berjalan mulus dengan enam gol dari 20 laga Premier League. Namun lagi-lagi, pensiunnya Ferguson membuat pemainnya seperti kehilangan arah. Kemampuan dan potensi Kagawa pun mulai disepelekan pelatih-pelatih setelah Fergie.

Akhirnya ia dikembalikan ke Dortmund pada tahun 2014. Di Jerman pun ia hanya sebentar sebelum akhirnya berkelana ke Turki, Spanyol, Yunani, dan Belgia. Merasa masa primanya sudah habis, Kagawa pun memutuskan untuk pulang ke Jepang dan bermain untuk klub profesional pertamanya, Cerezo Osaka di usia 34 tahun.

Wilfried Zaha

Selanjutnya tentu ada Wilfried Zaha. Sir Alex Ferguson berharap banyak padanya ketika pertama kali didatangkan dari Crystal Palace tahun 2013. Sang pelatih berharap kalau potensi dari Zaha bisa menyamai pemain-pemain sayap Manchester United sebelumnya seperti Luis Nani atau Cristiano Ronaldo.

Sayangnya, Zaha tak tahu kalau sosok penting yang mendatangkannya itu akan pergi. Kepergian Fergie di akhir musim cukup mempengaruhi motivasi bermain Zaha. Tak ada lagi yang memberi semangat dan kepercayaan seperti apa yang dilakukan Fergie kepadanya. Alhasil pemain Pantai Gading itu hanya mencatatkan empat penampilan bersama skuad utama United.

Zaha sempat menampilkan performa apik ketika kembali ke Palace. Ia bahkan jadi lumbung gol klub dalam beberapa tahun terakhir. Namun, kemarin dirinya tak mencapai kata sepakat soal perpanjangan kontrak dan akhirnya memilih bergabung Galatasaray meski ada tawaran gaji tinggi dari Arab Saudi.

Nick Powell

Terakhir ada Nick Powell. Produk akademi Crewe Alexandra ini bergabung dengan Manchester United pada tahun 2012. Sama halnya dengan Zaha, Powell memikul ekspektasi tinggi dari Sir Alex. Ia bahkan sempat memuji Powell dengan menyebutnya sebagai suksesor Paul Scholes di masa depan.

Tapi Powell gagal memenuhi harapan itu. Karirnya lebih banyak dihabiskan sebagai pemain pinjaman ke Wigan Athletic, Hull City, dan Leicester City sebelum akhirnya bergabung Wigan dengan status bebas transfer pada 2016. 

Sempat bermain untuk Stoke City hingga tahun 2023, kini Powell baru saja merampungkan transfer ke klub kasta keempat Liga Inggris, Stockport. Begitulah balada nasib warisan Fergie. Ada yang sukses, ada juga yang karirnya nggak jelas macam Powell ini.

Sumber: Planet Football, GMS, Mirror, Transfermarkt

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Proudly powered by WordPress | Theme: Code Blog by Crimson Themes.