“Tidak Punya Mental Juara!” Ungkap Bobroknya Spurs, Conte Out! Siapa Penggantinya?

Antonio Conte sudah muak dengan para pemain Tottenham. Ini terlihat setelah timnya hanya bisa meraih hasil imbang lawan tim papan bawah, Southampton. Di konferensi pers setelah laga, Conte ngamuk di depan media. Ia membeberkan segala macam kebobrokan yang terjadi di tim London itu.

Sayangnya ini tidak disambut baik oleh pihak klub. Mereka tidak suka dengan Conte yang mengkritik keras Spurs di depan awak media. Dikabarkan juga ada beberapa pemain yang bahkan meminta untuk Conte langsung dipecat. Oleh karena itu, dilansir dari the telegraph Tottenham diharapkan menyetujui kepergian Antonio Conte minggu ini. Conte juga sudah pulang ke Italia setelah insiden itu. Bagaimana kronologi kejadiannya?

Imbang Lawan Soton

Pada hari Sabtu kemarin, Tottenham berkunjung ke St. Mary’s Stadium untuk menghadapi Southampton pada lanjutan laga Premier League. the Lilywhites sebenarnya tampil apik di sebagian besar waktu pertandingan. Anak asuh Antonio Conte bisa unggul 3-1 sampai menit 74.

Tapi para punggawa Tottenham malah tampil jelek setelah itu. Mereka seperti menyerah di 16 menit terakhir pertandingan. Hingga akhirnya mereka pun kebobolan 2 gol tambahan dari tim tuan rumah. Laga pun berakhir dengan skor imbang 3-3.

Hal inilah yang membuat Conte naik pitam. Ia merasa timnya tidak punya semangat untuk menang. Pelatih asal Italia itu merasa kemenangan besar di depan mata ini telah disia-siakan begitu saja.

Di konferensi pers setelah laga, Conte meluapkan segala unek-uneknya kepada media. Ia menganggap ada yang salah dengan Tottenham selama ini. Dan baginya, yang salah adalah klub itu sendiri karena sudah bertahun-tahun tidak memenangkan trofi apapun.

Conte Ngamuk

“Cerita Tottenham itu seperti ini. 20 tahun dengan pemilik yang sama tapi tidak pernah memenangkan trofi bergengsi. Kenapa? Yang salah adalah klub itu sendiri, atau para manajer yang tinggal disini. Saya telah mengamati manajer-manajer Tottenham sebelumnya” Ungkapnya dikutip dari the Telegraph.

Para pemain Tottenham juga tidak luput dari kritikan Conte. Ia menganggap kalau para pemainnya itu terlalu egois. Conte melihat pemain tottenham tidak mau bermain di bawah tekanan dan selalu cari aman.

“Sampai sekarang saya selalu berusaha menutupi situasinya tapi sekarang, tidak. Yang saya lihat adalah para pemain bermain egois. Saya melihat pemain yang tidak mau saling membantu satu sama lain. Mereka tidak mau bermain di bawah tekanan.”

Bagi Conte situasi ini tidak bisa diterima. Ia mengaku kalau dirinya baru melihat yang seperti ini selama karir kepelatihannya. Para pemain selalu memilih bermain aman, egois, dan klub yang tidak punya ambisi untuk juara sudah seperti jadi tradisi di Spurs.

“Ini adalah pertama kalinya saya melihat situasi seperti ini dan ini tidak bisa diubah. Mengapa? Ya karena mereka sudah terbiasa. Mereka tidak bermain untuk sesuatu yang penting” Ucap Conte dikutip dari sporting news.

Para Pemain Meminta Conte Dipecat

Kemudian, apa tanggapan dari para pemain setelah mendengar amukan itu? Dilansir dari mirror, beberapa pemain meminta CEO Daniel Levy secara langsung untuk memecat Conte. Dan dikabarkan ini akan segera ditindaklanjuti oleh Levy sendiri.

Conte memiliki kontrak senilai 15 juta pounds sampai pada bulan juni mendatang. Tapi Levy punya hak untuk mencabut kontraknya sekarang dan mengangkat pelatih sementara sampai musim ini berakhir. Saat ini Tottenham berada di urutan keempat dengan unggul dua poin dari Newcastle, yang masih punya dua pertandingan tersisa. Masih ada 10 laga lagi sampai Premier League musim ini berakhir di bulan Mei.

Saat ini Conte masih berada di kampung halamannya, Italia. Diperkirakan ia tidak akan kembali ke London selama jeda Internasional berlangsung. Istirahat ini memberikan Levy dan jajaran klub lebih banyak waktu untuk memikirkan masa depan Conte di klub.

Conte sebenarnya sudah berbicara kepada Levy setelah insiden itu terjadi. Pelatih itu mengatakan kalau ia tidak bermaksud untuk menyinggung para petinggi klub. Ia mengatakan kalau kritiknya itu murni ditujukan kepada para pemain yang tidak punya mentalitas juara.

Meskipun begitu, Conte tidak mau menarik kritiknya itu. Ia berpendapat kalau kritik yang ia lontarkan semuanya adalah benar. Ini yang membuat masa depan Conte di Tottenham bakal suram. Sangat diragukan Conte akan tetap jadi pelatih di Tottenham bulan April mendatang.

Dilansir dari the telegraph skenario yang paling mungkin terjadi adalah Antonio Conte akan dipecat sebelum Premier League kembali dari jeda internasional. Posisinya nanti digantikan oleh Ryan Mason sebagai pelatih sementara. Mason adalah mantan pemain Spurs dan pernah jadi pelatih interim di tahun 2021.

Siapa yang Cocok Gantikan Conte?

Sementara itu, Daniel Levy akan mencari pengganti permanen untuk Conte. Beruntung bagi Tottenham, ada banyak pelatih jempolan yang masih menganggur musim ini. Diantaranya ada Luis Enrique, Thomas Tuchel, dan Mauricio Pochettino. Tapi selain Pochettino, meyakinkan mereka untuk melatih Spurs akan jadi sesuatu yang sulit.

Pelatih Eintracht Frankfurt, Oliver Galsner jadi salah satu nama kejutan yang muncul. Tapi ia dipandang sebagai pelatih yang tepat, mengingat dirinya membawa tim jerman itu juara Europa League musim 2021/22.

Vincent Kompany yang saat ini tampil gemilang memimpin Burnley juga jadi nama yang dikaitkan. Selain Kompany, ada pelatih Fulham Marco Silva. Ia dipuji karena telah membawa tim yang baru promosi bisa bersaing di papan atas Premier League.

Nama-nama pelatih itu memang punya keunggulan dan daya tariknya masing-masing. Tapi pertanyaan utamanya adalah, apa yang diinginkan Tottenham? Karena jika benar kata Conte soal tim yang tidak punya mental juara, maka pelatih sekelas apapun tidak akan bisa menyelamatkan the lilywhite dari cap tim medioker.

Bayangkan, Conte adalah pelatih ternama yang punya julukan serial winner. Artinya dimanapun Conte melatih, maka timnya akan jaminan dapat trofi. Sebelum Conte, Spurs juga pernah merekrut Jose Mourinho. Sama seperti Conte, the special one juga punya jaminan kalau tim yang ia pimpin akan dapat trofi bergengsi.

Tapi apa yang terjadi pada mereka berdua di Spurs? Hanya kegagalan dan catatan buruk. Mourinho sendiri sebelumnya sudah membawa Spurs ke final Piala Liga di tahun 2021. Tapi ia malah dipecat sebelum final. Hasilnya Spurs kalah lawan City, padahal itu bisa jadi trofi pertama Spurs sejak 2008.

Jika mengingat hal itu, kritikan Conte masuk akal. Spurs tidak ada niatan untuk meraih trofi. Dan itu membuat para pemainnya tidak memiliki mentalitas juara. Kalau situasinya sudah seperti ini, siapa pelatih yang cocok untuk Spurs?

Sumber referensi: Sporting, Telegraph, Telegraph 2, Goal, Football.London, Mirror

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Proudly powered by WordPress | Theme: Code Blog by Crimson Themes.