Transfer Terburuk Liga Inggris Musim 2022/23

Rangkaian kompetisi Liga Inggris musim 2022/23 telah usai. Sejumlah klub berhasil meraih prestasi lewat aktivitas di bursa transfer yang dirasa sangat tepat. Namun beberapa klub lain ada yang sudah membuang banyak uang, namun hasilnya jauh dari harapan. Contohnya siapa? Tanpa disebutkan, kamu pasti sudah bisa menebaknya.

Dari setiap transfer yang terjadi, tak semuanya sukses bersama klub baru. Sesekali pemain tersebut justru menimbulkan kekecewaan. Siapa saja mereka? Berikut adalah nama-nama pemain yang mendapat predikat sebagai transfer terburuk di Liga Inggris musim 2022/23.

Richarlison

Pemain pertama yang muncul dalam daftar ini sudah pasti si bocah tengil, Richarlison. Pemain asal Brazil ini memutuskan untuk bergabung ke Tottenham Hotspur pada awal musim 2022/23. Dengan mahar 58 juta euro atau setara dengan Rp929 miliar, Richarlison jadi salah satu penandatanganan buruk Spurs musim ini.

Awalnya Richarlison didatangkan untuk jadi pelapis dari duo Harry Kane dan Son Heung-min yang dirasa sudah terlalu banyak mengambil peran di musim-musim sebelumnya atau bahkan bisa membentuk trio di lini depan. Kecepatan dan konsistensi Richarlison dalam mencetak gol untuk Everton diharapkan menular ke The Lilywhites.

Sayangnya, hal itu tak berjalan baik. Hingga April 2023, Richarlison belum mencetak gol sama sekali. Ia bahkan cukup kesulitan untuk menembus skuad utama Spurs. Golnya baru tercipta kala menghadapi Liverpool di pekan ke-34 Liga Inggris. Buruknya performa Richarlison bahkan memaksa Antonio Conte, yang kala itu masih menjadi pelatih, untuk meminjam Dejan Kuluvsevski di pertengahan musim guna melengkapi trio lini depan Spurs.

Antony

Pembelian terburuk selanjutnya adalah pemain baru Manchester United, Antony. Salah satu pemain yang dibawa Erik ten Hag dari Ajax itu sebetulnya sempat mengejutkan ketika langsung mencetak gol di laga kontra Arsenal. Tapi, dalam beberapa pertandingan tertentu, Antony tampil jauh dari harapan.

Menurut beberapa pengamat sepakbola, Antony kerap menunjukan permainan yang tak efektif. Ia kerap membuang-buang peluang dengan menunjukan skill-skill tidak perlu. Sikapnya itu hanya merusak tempo permainan yang sudah dibangun. Antony juga cukup sering absen lantaran kerap diganggu cedera.Β 

Seperti yang terjadi baru-baru ini, sang pemain terpaksa mengakhiri musim lebih cepat dari rekan-rekannya karena cedera ankle. Wajar saja, pemain doyan nyekill pasti akan menjadi sasaran tekel lawan. Dengan bandrol 95 juta euro (Rp1,5 triliun) seharusnya Antony bisa berkontribusi lebih dari sekedar empat gol di Liga Inggris.

Hampir Semua Pembelian Chelsea

Selanjutnya borongan dari klub asal London, Chelsea. Hampir semua pembelian klub yang bermarkas di Stamford Bridge itu gagal total musim ini. Baik pembelian awal musim maupun pertengahan musim. Paling mending mungkin si Enzo Fernandez ya. Dari sekian daftar pemain baru, dia yang mainnya paling oke dan paling berkontribusi dalam mengorganisasi lini tengah The Blues.

Mulai dari Raheem Sterling, Pierre-Emerick Aubameyang, Kalidou Koulibaly, Joao Felix hingga Mikhaylo Mudryk, semuanya tak bisa mengerek performa Chelsea yang tengah terpuruk di papan bawah Liga Inggris. Khusus Mudryk yang ditebus dengan mahar 70 juta euro atau setara Rp1,1 triliun, bahkan tak mampu mencetak satu gol pun selama musim 2022/23.

Sterling tak bermain sebaik musim lalu. Kontribusi golnya jauh menurun apabila dibandingkan saat masih berseragam Manchester City. Aubameyang apalagi, pemain pesakitan. Baru nyampe aja mainnya udah males-malesan dan ngerengek balik ke Barcelona.Β 

Selain itu, Marc Cucurella yang berstatus sebagai bek kiri termahal di dunia justru tak sebanding dengan harganya. Bek kepercayaan Graham Potter itu dinilai sebagai bek yang tak piawai dalam bertahan. Sisanya, pemain-pemain muda yang tak diberikan menit bermain yang cukup baik oleh Graham Potter maupun Frank Lampard.

Kalvin Phillips

Kalvin Phillips jadi salah satu kesalahan transfer Manchester City musim ini. Dibeli dengan bandrol hampir 50 juta euro atau setara Rp798 miliar, Phillips lebih sering menghabiskan waktu di bangku cadangan ketimbang turun ke lapangan.

City mendatangkan Phillips karena sang pemain tampil brillian bersama Leeds United musim 2021/22. Selain jadi salah satu pemain penting yang membantu Leeds promosi ke kasta tertinggi Liga Inggris, Phillips bersinar di tengah performa Leeds yang buruk musim 2021/22.

Ia dinobatkan jadi gelandang terbaik Inggris musim tersebut. Performa yang menawan dalam menyaring serangan lawan membawanya ke skuad Timnas Inggris asuhan Gareth Southgate. Sayangnya, cedera hamstring dan bahu membuat Phillips lebih sering absen. Ia hanya mencatatkan 12 penampilan di Liga Inggris bersama City. Namun, hanya dua kali bermain full 90 menit.

Arthur Melo

Selanjutnya ada Arthur Melo. Pemain yang didatangkan oleh Liverpool pada pertengahan musim 2022/23 ini sangat layak dinobatkan sebagai salah satu transfer terburuk musim ini. Bagaimana tidak? Gelandang asal Brazil ini bahkan hanya bermain selama 13 menit di skuad asuhan Jurgen Klopp.

Meski hanya didatangkan dengan status pinjaman, harapan manajemen dan suporter The Reds kepada Arthur sangat tinggi. Ia diharapkan menjadi solusi jangka pendek di tengah krisis pemain tengah yang dialami The Reds. Namun, keputusan mendatangkan Arthur justru jadi keputusan terburuk Liverpool musim ini.

Ironisnya lagi, ketika didatangkan dari Juventus Arthur tidak dalam kondisi terbaiknya. Kebugarannya tak stabil. Alhasil ia malah sering menghabiskan waktu di ruang perawatan karena cedera ketimbang bermain bersama skuad utama Liverpool. Karena kondisi kebugaran yang tak kunjung membaik, Arthur hanya bermain di tim cadangan Liverpool.

Jesse Lingard

Pemain berikutnya yang masuk dalam daftar ini adalah Jesse Lingard. Mantan pemain Manchester United itu jadi salah satu proyek besar-besaran Nottingham Forest ketika baru promosi di awal musim 2022/23. Meski didatangkan dengan status bebas transfer, berkat pengalamannya di Liga Inggris, Lingard tetap dianggap sebagai salah satu penandatanganan besar Forest.

Yang membuat Lingard masuk daftar ini adalah gajinya. Kabarnya, pemain berusia 30 tahun itu menandatangani kontrak satu tahun dengan gaji senilai 200 ribu pound atau sekitar Rp3,7 miliar per pekan. Itu jadi angka yang sangat besar bagi klub promosi. Gajinya bahkan setara dengan sahabatnya di Manchester United, Marcus Rashford.

Mendapat gaji tinggi tak membuat Lingard termotivasi untuk tampil lebih baik dari musim-musim sebelumnya. Lingard tak berkontribusi apa pun dalam pencapaian Forest untuk tetap bertahan di kasta tertinggi. Dalam 17 penampilan di Liga Inggris, Lingard bahkan tak menyumbangkan satu pun gol atau assist.

Wout Faes

Terakhir ada Wout Faes dari Leicester City. Mungkin transfer ini masih bisa dimaklumi karena musim ini Leicester tengah mengalami kesulitan finansial sehingga dana transfer yang bisa digunakan Brendan Rodgers cuma sedikit. Tapi tetap saja, penampilan bek berusia 25 tahun itu sangat mengecewakan.

Didatangkan untuk menambal lubang yang ditinggalkan Wesley Fofana yang bergabung ke Chelsea dan Caglar Soyuncu yang cedera, Faes justru tak maksimal. Bek asal Belgia itu justru cosplay jadi Harry Maguire di laga-laga penting. Blunder-blundernya sangat merugikan The Foxes.

Momen paling diingat ketika dirinya mencetak dua gol bunuh diri saat menghadapi Liverpool, yang membuatnya menyamai Jamie Carragher sebagai pemain yang pernah mencetak dua gol bunuh diri dalam satu pertandingan Liga Inggris. Buruknya pertahanan jadi salah satu alasan mengapa Leicester terdegradasi musim ini.

Sumber: Football Faithfull, Football365, GMS, Khelnow, Footballtransfers

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Proudly powered by WordPress | Theme: Code Blog by Crimson Themes.